Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas / PTK, Siapa yang Minat?

>> Rabu, 14 Januari 2009

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS/PTK

1. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR - 04

2. PROP. PENELITIAN TINDAKAN. KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MELALUI PERANAN HADIAH SEBAGAI PERANGSANG TIMBULNYA KOMPETENSI – 03

3. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEDISPLINAN SISWA MELALUI PENERAPAN HUKUMAN - 01

4. PROP. PENELITIAN UPAYA MEMINIMALKAN MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK BAGI SISWA KELAS IV SD - 03

5. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SI SD DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES - 04

6. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MELALLUI PEMBERIAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD WANAGIRI KAB. KULON PROGO YK - 04

7. PROP. PENELITIAN PENINGKATAN KEDISPLINAN SISWA MELALUI KETELADANAN GURU SD NEGERI PRAWIROTAMAN - 01

8. PROP. PENELITIAN T. KELAS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN

9. PROP. PENELITIAN PENGARUH PERILAKU ANAK YANG MENYIMPANG TERHADAP KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN DI SDN DUKUH II YK PADA MURID KELAS I CAWU 2 TH PELAJARAN 2001/2002 – 01

10. KARYA TULIS PENDIDIKAN MENYAMBUT KBK - 03

11. USULAN PENELITIAN PTK UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN FISIKA PADA SEKOLAH SLTP MELALUI OPTIMALISASI KEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI IMPLEMENTASI KBK - 03

12. LAPORAN HASIL OBSERVASI KELAS DI SDN KOKAP PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG - 01

13. PERKEMBANGAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN - 03

14. LAPORAN HASIL UJI COBA TES DI SDN SEJATI SUMBERARUM MOYUDAN SLEMAN - 01

15. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN BERTANYA SISWA SD DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA - 01

16. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01

17. PROP. PENELITIAN T. KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA

18. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGAKTIFKAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENDEKATAN RANI - 04

19. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV SDN I MADUKARA - 03

20. PROP. PENELITIAN PERANAN PENGUATAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA - 02

21. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PAKEM KELAS IV SDN SORONALAN I TH AJARAN 2003/2004 - 04

22. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE CERAMAH BERVARIASI SISWA KELAS V CAWU I DI SDN 2 KARANGTURI MREBET PURBALINGGA – 04

23. PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SECARA EFEKTIF – 01

24. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY - 03

25. LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN PERANAN MEDIA DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA DI KELAS RENDAH - 01

26. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENUMBUHKAN BAKAT DAN KREATIVITAS SISWAKELAS IV SDN WANADADI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING - 03

27. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LABORATORY – 04

28. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT - 03

29. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SECARA EFEKTIF – 01

30. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONSESIA SD DENGAN MENGEFEKTIFKAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI – 04

31. USULAN PENELITIAN TINDAK KELAS PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PPKN. MELALAUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOPOLIO DI KELAS 11 – a SLTPN 12 BANDUNG -03

32. PRPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING – 04

33. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD MELALU PENDEKATAN INKUIRI – 04

34. PROPOSAL PENELITIAN UPAYA MENINGKATAKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME - 04

35. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI -04

36. PROPOSAL UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SDN PERCOBAAN 4 WATES – 01

37. PROPOSAL PENELITIAN TINDAK KELAS UPAYA MENGOPTIMALKAN BIMBINGAN KONSELING DI SD UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR ANAK -04

38. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA - 01

39. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN (BERBICARA) MELALUI METODE SOSIODRAMA - 03

40. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA MELALUI PENGINTEGRASIAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA - 03

41. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01

42. PROP. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN MURID DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA DAN KONDISI KELAS PADA SEKOLAH DASAR - 01

43. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI PERPUSTAKAAN DAPAT MENINGKATKAN BELAJAR BAGI SISWA DI KELAS IV - 01

44. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KETELADANAN GURU SDN I BANDINGAN - 03

45. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN MASTERY LEARNING - 04

46. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MELALUI PEMBERIAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD WANIGIRI KAB. KULON PROGO YK - 04

47. PROP. PENELITIAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN PUJOKUSUMAN III YK - 01

48. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA MELALUI OPTIMALISASI PERPADUAN HANDS-ON DAN MINDS-ON MENGGUNAKAN KIT IPA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN GUMIWANG - 03

49. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI MASALAH BELAJAR SISWA KELAS III MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DI SDN KARANGKOBAR I - 03

50. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN (STM) SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT - 03

51. PROP. PENELITIAN TINDAKAN. KELAS PERANAN HADIAH SEBAGAI PERANGSANG TIMBULNYA KOMPETISI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD – 01

52. PROP. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN MURID DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA DAN KONDISI KELAS PADA SEKOLAH DASAR - 01

53. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN METODE INKUIRI DAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI DALAM PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD - 03

54. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DI KELAS IV SDN I BABADAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOSTRUKTIVISME - 03

55. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK KELAS V SDN SINGAMERTA I MELALUI METODE INKUIRI - 03

56. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01
57. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPNGARUHI MINAT SISWA KELAS I SMK PIRI I YK DALAM PEMILIHAN PROGRAM KEAHLIAN - 05

58. PERANAN MOTIVASI GURU DALAM PENGGUNAAN ALAT OLAHRAGA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI SD KEPUNDUNG - 01

59. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01

60. PROP. PENELITIAN PENGARUH PERILAKU ANAK YANG MENYIMPANG TERHADAP KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN DI SDN DUKUH II YK PADA MURID KELAS I CAWU 2 TH PELAJARAN 2001/2002 – 01

61. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF - 04

62. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN TERPADU SISWA KELAS II-B SDN WONOLELO I TH 2003/2004 - 04

63. PROP. LAPORAN HASIL UJI COBA TES DI SDN SANGKARAYU MBREBET PURBALINGGA JATENG - 03

64. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISPLINAN KELAS - 03

65. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PPKN DENGAN KBK PADA SISWA KELAS IV SDN JATI II KEC. SAWANGAN KAB. MAGELANG TH 2003/2004 - 04

66. PROP. UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SDN PERCOBAAN 4 WATES - 01

67. PROP. KELAS MELALUI PERPUSTAKAAN DAPAT MENINGKATKAN BELAJAR BAGI SISWA DI KELAS IV - 01

68. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA - 01

69. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN (ALAT PERAGA) - 01

70. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK KELAS V SDN SINGAMERTA I MELALUI METODE INKUIRI - 03

71. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS IV SDN KUTAYASA I DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE DISKOVERI-INKUIRI - 04

72. PROP. PENELITIAN UPAYA KEAKTIFAN SISWA BELAJAR IPA KELAS IV SD PESANGKALAN II MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES - 04
73. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN MOTIV
ASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEDIA PENGAJARAN DI SD GONDANGSARI IV KELAS IV - 04

74. PROP. PENELITIAN MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR - 01

75. LAPORAN HASIL OBSERVASI PENATAAN KELAS DI TK ABA GODONGKUNING BANGUNTAPAN - 02

76. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN PUCANG 02 BANJARNEGARAMELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI - 04

77. PEMBELAJARAN BAHASA TERPADAU DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBSA SISWA SD DI KELAS 2 SDN WANOLELO I SAWANGAN MAGELANG - 03

78. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SDN BONGKOT - 05

79. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN - 05

80. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE QUANTUM TEACHING - 05

81. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMBERIAN PENGUATAN - 05

82. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN DAYA KREATIVITAS PADA ANAK SD MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS - 05

83. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS LANJUT MELALUI MEDIA GAMBAR - 05

84. UPAYA MENIMBULKAN KEANTUSIASAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA DI SD MELALUI METODE QUANTUM
85. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS EVALUASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PKPS DI KELAS V SDN GODONGKIWO - 06

86. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI BIMBINGAN KARIR DI SDN KEDUNG POMAHAN DESA KEDUNG POMAHAN KEC. KEMIRI KAB. PURWOREJO – 06
87. UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP PELAJARAN PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT – 05
88. UPAYA MENIMBULKAN KEANTUSIASAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA DI SD MELALUI METODE QUANTUM TEACHING - 06
89. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGATASI KENAKALAN ANAK YANG MENCARI PERHATIAN DI KELAS II SDN NGUPASAN PURWOREJO DENGAN BIMBINGAN MORAL - 05
90. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI BIMBINGAN KARIR DI SDN KRAKITAN III KEC. BAYAT KAB. KLATEN – 06

91. MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR PRAPEMBELAJARAN - 06

92. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DI SD PLIPIR PURWOREJO - 05

93. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING - 04

94. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN JATIMULYO KEBUMEN – 04

95. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES - 04

96. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBAHASA LISAN SISWA KELAS V SD MI MAARIF AMBARKETAWANG MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TH PELAJARAN 2004/2005 - 04

97. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI CARA REPETITIF ATAU PENGULANGAN DALAM PELAJARAN MATEMATIKA – 03/04

98. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN KEBERWACANAAN MELALUI EFEKTIVITAS SASTRA SISWA KELAS III SD - 03

99. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS II SDN I KEMANGKON - 03

100. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS VI DENGAN SISTEM CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) - 03

101. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS SISWA DI KELAS V SD MELALUI PEMBELAJARAN HOLISTIK - 03

102. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBERIAN PENGUATAN DI SDN I GRANTUNG - 03

103. PROP. PENELITIAN UPAYA GURU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI SDN BAPANGSARI PURWOREJO - 04

Read more...

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
( DI ERA OTONOMI PENDIDIKAN )
Oleh : Prof. Suyanto, PhD.

Dalam era desentralisasi seperti saat ini, di mana sektor pendidikan juga dikelola secara otonom oleh pemerintah daerah, praksis pendidikan harus ditingkatkan ke arah yang lebih baik dalam arti relevansinya bagi kepentingan daerah maupun kepentingan nasional. Manajemen sekolah saat ini memiliki kecenderungan ke arah school based management (manajemen berbasis sekolah/MBS).

Dalam konteks MBS, sekolah harus meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaannya guna meningkatkan kualitas dan efisiensinya. Meskipun demikian, otonomi pendidikan dalam konteks MBS harus dilakukan dengan selalu mengacu pada akuntabilitas terhadap masyarakat, orangtua, siswa, maupun pemerintah pusat dan daerah.

Agar desentralisasi dan otonomi pendidikan berhasil dengan baik, kepemimpinan kepala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan berarti peningkatan kemampuan secara fungsional, sehingga kepala sekolah mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Kepala sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai manajer ia harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, meliputi (1) perencanaan; (2) pengorganisasian; (3) pengarahan; dan (4) pengawasan.

Dari segi kepemimpinan, seorang kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional, agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal. Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan, dan atau mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values system) yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru, siswa, pegawai, orangtua siswa, masyarakat, dan sebagainya) bersedia, tanpa paksaan, berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah.

Ciri seorang yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinan transformasional (Luthans, 1995: 358) adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi dirinya sebagai agen perubahan (pembaruan); (2) memiliki sifat pemberani; (3) mempercayai orang lain; (4) bertindak atas dasar sistem nilai (bukan atas dasar kepentingan individu, atau atas dasar kepentingan dan desakan kroninya); (5) meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus; (6) memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas, dan tidak menentu; serta (7) memiliki visi ke depan.

DALAM era desentralisasi, kepala sekolah tidak layak lagi untuk takut mengambil inisiatif dalam memimpin sekolahnya. Pengalaman kepemimpinan yang bersifat top down seharusnya segera ditinggalkan. Pengalaman kepemimpinan kepala sekolah yang bersifat instruktif dan top down memang telah lama dipraktikkan di sebagian besar sekolah kita ketika era sentralistik masih berlangsung.

Beberapa fenomena pendidikan persekolahan sebagai hasil dari model kepemimpinan yang instruktif dan top down dapat kita sebutkan, antara lain, sistem target pencapaian kurikulum, target jumlah kelulusan, formula kelulusan siswa, dan adanya desain suatu proyek peningkatan kualitas sekolah yang harus dikaitkan dengan peningkatan NEM (nilai ebtanas murni-Red) secara instruktif. Keadaan ini berakibat pada terbelenggunya seorang kepala sekolah dengan juklak dan juknis. Dampak negatifnya ialah tertutupnya sekolah pada proses pembaruan dan inovasi.

Keadaan ini pernah dialami oleh penulis ketika harus melakukan diseminasi classroom action research di sekolah-sekolah. Kepala sekolah yang mengadopsi kepemimpinan instruksi-otoritarian tidak selalu bisa memberi peluang kepada penulis untuk mengajak para guru melakukan classroom action research di kelasnya, dengan alasan kegiatan penelitian kelas itu akan mengganggu pencapaian target kurikulum yang telah dicanangkan oleh pusat.

Di sisi guru, sebenarnya sangat mendambakan untuk selalu meningkatkan profesionalisme secara berkelanjutan melalui classroom action research. Sebab mereka sebenarnya mengerti, dengan melakukan penelitian itu para guru akan mampu melakukan refleksi terhadap praktik pembelajaran yang selama ini dilakukannya. Para guru telah dilatih berhari-hari mengenai cara-cara melakukan classroom action research. Tetapi, gara-gara ada kepala sekolah tidak reseptif terhadap inovasi, akhirnya guru harus puas dengan praktik yang bertahun-tahun dilakukan dan dianggap telah baik tanpa ada sistem feedback yang diperolehnya dari penelitian tindakan kelas.

Kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan partisipatif-transformasional memiliki kecenderungan untuk menghargai ide-ide baru, cara baru, praktik-praktik baru dalam proses belajar-mengajar di sekolahnya, dan dengan demikian sangat senang jika guru melaksanakan classroom action research. Sebab, dengan penelitian kelas itu sebenarnya guru akan mampu menutup gap antara wacana konseptual dan realitas dunia praktik profesional. Akibat positifnya ialah dapat ditemukannya solusi bagi persoalan keseharian yang dihadapi guru dalam proses belajar-mengajar di kelas. Jika hal ini terjadi, berarti guru akan mampu memecahkan sendiri persoalan yang muncul dari praktik profesionalnya, dan oleh karena itu mereka dapat selalu meningkatkannya secara berkelanjutan.

AGAR proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan baik, kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan bukan bertindak sebagai bos. Ada perbedaan di antara keduanya.

Oleh karena itu, seyogianya kepemimpinan kepala sekolah harus menghindari terciptanya pola hubungan dengan guru yang hanya mengandalkan kekuasaan, dan sebaliknya perlu mengedepankan kerja sama fungsional. Ia juga harus menghindarkan diri dari one man show, sebaliknya harus menekankan pada kerja sama kesejawatan; menghindari terciptanya suasana kerja yang serba menakutkan, dan sebaliknya perlu menciptakan keadaan yang membuat semua guru percaya diri.

Kepala sekolah juga harus menghindarkan diri dari wacana retorika, sebaliknya perlu membuktikan memiliki kemampuan kerja profesional; serta menghindarkan diri agar tidak menyebabkan pekerjaan guru menjadi membosankan.
----------------------
Prof. Suyanto, PhD. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Ketua Tim Komite Reformasi PendidikanSumber : http://www.kompas.com/kompas-cetak/0103/23/dikbud/foru09.htm
(edirizqi)

Read more...

CONTOH SISTEMATIKA PROPOSAL PTK

SISTEMATIKA PROPOSAL PTK

A. JUDUL

Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta – fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian –penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini.

C. PERMASALAHAN
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar – benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan.

D. CARA PEMECAHAN MASALAH

Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Alternatif pemecahan yang diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Disamping itu, juga harus terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam rangka pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program pembelajaran dan/atau berbagai program sekolah lainnya.Juga harus dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal.

E. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian – bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat dikuantifikasikan.

Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan – keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan – rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak.

F. KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan/atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternative, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelakju PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku – pelaku PTK lain disamping terhadap teori – teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logic dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Aras kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.

G. RENCANA PENELITIAN

1. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian

Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan,tingkat kemampuan dan lain sebagainya. Aspek substantive permasalahan seperti Matematika kelas II SMPLB atau bahasa inggris kelas III SMLB, juga dikemukakan pada bagian ini.

2. Variabel yang diselidiki

Pada bagian ini ditentukan variabel – variabel penelitian yang dijadikan titik – titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.

3. Rencana Tindakan

Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti :

a. Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah. Pembuatan scenario pembelajaran, pengadaan alat – alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain – lin yang terkait bdengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Disamping itu juga diuraikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternative – alternative solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah. Format kemitraan antara guru dengan dosen LPTK juga dikemukakan pada bagian ini.

b. Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di gelar. Scenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.

c. Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.

d. Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.

4. Data dan cara pengumpilannya

Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya.

Di samping itu teknik pengumpilan data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan juranal harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan digunakan)penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK, Para guru juga harus aktif sebagai pengumoul data, bukan semata – mata sebagai sumber data.

Akhirnya semu teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik. Penggunaan teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data.

5. Indikator kinerja

Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pengurangan (njumlah jenis dan atau tingkat kegawatan)miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.

6. Tim peneliti dan tugasnya

Pada bagian ini hendaknya dicantumakan nama – nama anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim peneliti serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.

H. JADWAL PENELITIAN

Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir.

I. RENCANA ANGGARAN

1. Komponen – komponen pembiayaan

Rencana anggaran meliputi kebutuhan dukungan financial untuk tahap persiapan pelaksanan penelitian, dan pelaporan.
Secara lebih rinci, pembiayaan yang termasuk dalam setiap bidang adalah sebagai berikut :
Persiapan

Kegiatan persiapan antara lain meliputi pertemuan anggota tim peneliti untuk menetapkan jadwal penelitian dan pembagian kerja, menyusun instrument penelitian, menetapkan format pengumpulan data, menetapkan teknik analisis data, dan sebagainya.


2. Kegiatan operasional di lapangan


Dalam kegiatan operasional dapat tercakup antara lain pelancaran tes diagnostic dan analisis hasilnya, gladi resik implementasi tindakan, perbaikan, pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi pelaksanaan tindakan perbaikan, pertemuan refleksi, perencanaan tindakan ulang, dan sebagainya.

3. Penyusunan Laporan Hasil PTK

Pembiayaan yang termasuk dalam bagian ini adalah penyusunan konsep laporan, review konsep laporan, penyusunan konsep laporan akhir. Seminar local hasil penelitian, seminar nasional hasil penelitian, dan sebagainya. Juga termasuk dalam pembiayaan adalah penggandaan dan pengiriman laporan hasil PTK, serta pembuatan artikel hasil PTK dalm bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

4. Cara Merinci Kegiatan dan Pembiayaan

Biaya penelitian harus dirinci berdasarkan kegiatan operasional yang dijabarkan dari metodologi yang dikemukakan. Agar dapat dihitung biayanya, kegiatan operasional itu harus jelas namanya, tempatnya, lamanya, jumlah pesertanya. Sarana yang diperlukan dan output yang diharapkan.
Beberapa patokan pembiayaan satuan kegiatan penelitian

a. Honorarium

- Ketua Peneliti
- Anggota tim peneliti
- Tenaga Administrasi
Besarnya honorarium tergantung pada sumber pandanaan

b. Bahan dan Peralatan penelitian

- Bahan habis pakai
- Alat habis
- Sewa alat

c. Perjalanan

- Biaya perjalanan sesuai dengan ketentuan
- Transportasi local sesuai harga setempat
- Lumpsum termasuk konsumsi sesuai dengan ketentuan
- Monitoring dari PGSM minimal untuk satu orang, satu kali, selama dua hari
- Konsultasi ketua tim peneliti ke PGSM selama dua hari

d. Laporan Penelitian

- Penggandaan
- Penyusuinan artikel berbahasa Indonesia dan inggris
- Pengiriman

e. Seminar

- Seminar lokal, konsumsi sesuai harga setempat, biaya penyelenggaraan sesuai dengan harga setempat
- Seminar nasionala minimal untuk dua orang (satu dosen LPTK dan satu guru pelaku PTK)

J. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad pengarang . hendaknya pustaka benar – benar relevan dan sungguh – sungguh dipergunakan dalam penelitian.

K. LAMPIRAN DAN LAIN – LAIN
Bagian lampiran dapat berisi curriculum vitae ketua dan para anggota tim inti. Curriculum vitae tersebut memuat identitas ketua anggota tim peneliti, riwayat pendidikan, pelatihan di bidang penelitian yang telah pernah diikuti, baik sebagai penatar/pelatih maupun sebagai peserta, dan pengalaman dalam penelitian termasuk di PTK.
Hal – hal lain yang dapat memperjelas karakteristik kancah PTK yang diusulkan dapat disertakan dalam usulan penelitian ini.
(edi rizqi)

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP